Ilustrasi Rupiah dan Dolar

Setelah Rupiah Runtuh, Apa yang Terjadi pada Industri Properti

Properti News – Sejak konflik Iran-Israel memanas, Rupiah telah melemah. Dolar AS terus mengalami penguatan terhadap Rupiah, bahkan sempat tembus Rp 16.200.

Menurut Google Finance, hari ini dolar AS sempat mencapai Rp 16.264. Bagaimana industri properti terkena dampak pelemahan Rupiah?

Joko Suranto, Ketua Umum DPP REI dan CEO Buana Kassiti, mengatakan bahwa sektor properti belum merasakan dampak pelemahan Rupiah secara langsung saat ini. Namun, karena ketidakpastian yang muncul, pasti ada dampak tidak langsung.

Karena ketidakpastian itu, harga minyak dunia akan meningkat. Bukan karena tidak ada sumber yang tersedia—yang sebenarnya ada banyak—tetapi karena jalan yang harus ditempuh berbeda. Joko mengatakan kepada detikcom bahwa jika perangnya menjadi (semakin parah), dampak tidak langsungnya akan terasa sekitar satu bulan.

Ia mengatakan bahwa karena bahan bangunan membutuhkan listrik, bahan bakar, dan transportasi untuk sebagian besar produksi, ada tekanan untuk biaya naik, yang mengakibatkan kenaikan harga bahan bangunan. Hal ini secara otomatis menyebabkan kenaikan harga bahan bangunan.

“Suka nggak suka, otomatis pengusaha harus mencari tahu (dan) memikirkan bagaimana kita tetap bisa menekan atau mengelola agar daya beli masyarakat itu juga tidak menjadi masalah untuk bisa membeli rumahnya.”

Menurut Anton Sitorus, Konsultan Properti, pelemahan rupiah harus diperhatikan terlebih dahulu. Pelemahan rupiah sesaat tidak terlalu berpengaruh, tetapi pelemahan yang berlangsung lama dapat memengaruhi dinamika perdagangan bahan bangunan.

Misalnya, jika pengembang atau pemasok yang menangani barang impor ini harus berurusan dengannya selama berbulan-bulan, mereka akan mulai mengalami kenaikan harga dan kenaikan biaya. Dia menyatakan bahwa pengaruhnya cukup besar karena nilai tukar dolarnya yang tinggi.

Akan tetapi, karena kenaikan harga biasanya berdampak cukup lama pada sebuah proyek, kontraktor dan developer sudah membuat perencanaan proyek dan sudah memiliki kontrak untuk membeli bahan-bahan tersebut. Akibatnya, ia menilai dampak terhadap sektor properti tidak serta-merta terjadi.

Apabila perubahan harga bahan bangunan tiba-tiba terjadi hanya untuk waktu yang singkat, itu tidak akan memengaruhi proyek pembangunan. Sebaliknya, jika perubahan harga bahan bangunan berlangsung cukup lama, itu dapat memengaruhi proyek karena kesulitan mendapatkan harga yang sesuai dengan kontrak awal.

Anton menyatakan bahwa developer akan memantau dampak kenaikan dolar pada harga properti, meskipun perubahan tersebut tidak terjadi secara langsung.

Bursa saham bergejolak segera setelah peristiwa terjadi, seperti serangan Iran ke Israel. Pengaruhnya lebih besar jika bisnis properti tidak bergerak secepat yang diharapkan. Jadi ada jadwal, ada waktu untuk pasar menilai seberapa jauh, lama, dan dalam ini akan menjadi.

Selain itu, ia menyatakan bahwa pada dasarnya tidak ada pilihan karena baik situasi perang maupun bencana alam merupakan situasi mendesak yang tidak dapat ditangani, atau force majeure. Dalam hal urgensi kebutuhan pelanggan, mereka harus membuat rencana.

Menurutnya, jika pembelinya memiliki kebutuhan yang sangat mendesak, jika melihat kondisi seperti ini, mungkin dia harus segera membeli properti sebelum harganya benar-benar naik. Namun, jika kebutuhannya untuk membeli properti tidak terlalu mendesak, kebutuhannya bisa ditunda. Dia juga mungkin mempertimbangkan kemungkinan hasil yang akan datang.

Namun, setelah mempertimbangkan kondisi seperti ini, developer harus membuat strategi antisipasi, seperti membuat perencanaan jangka panjang untuk mengantisipasi inflasi tahun ini dan tahun berikutnya. Strategi yang digunakan oleh setiap developer berbeda-beda tergantung pada faktor keuangan seperti cash flow.

Jadi, tergantung pada kemampuan developer untuk melakukan pembelian jangka panjang. Itu juga berlaku untuk investor landbank developer. Oleh karena itu, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sesuai dengan situasi internal perusahaan. (red/tp)