Ilustrasi Resesi

Meski Dibayangi Resesi, Bisnis Properti Masih Menarik di 2023

Tabloid Properti – Situasi ekonomi global yang diperkirakan memburuk pada 2023 tidak membat sektor properti di Indonesia melempem. Melalui terobosan dan inisiatif, bisnis properti diyakini akan tumbuh positif di tahun depan.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David E Sumual mengatakan, investasi properti akan tetap menarik pada 2023 mengingat tren harga kenaikan harga properti masih akan terus terjadi. “Properti juga menjadi sebagai salah satu instrumen investasi yang aman,” kata dia dalam diskusi publik “Optimisme Ekonomi dan Sektor Properti dalam Menatap 2023” di Jakarta, seperti dikutip Selasa (29/11/2022).

Menurut David banyak bank juga belum menaikkan suku bunga KPR kendati suku bunga acuan Bank Indonesia telah beberapa kali naik. David melihat, peran sektor properti dibuktikan lewat kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB). Pada kuartal II 2022 kontribusi sektor kontruksi terhadap PDB mencapai 9,14%, dan 2,47% untuk real estate. Selain itu, pertumbuhan juga ditunjukkan oleh sektor properti pada kuartal II 2022 dengan capaian melampaui level sebelum pandemi sebesar 2,16% (yoy) untuk real estate, dan 1,02% (yoy) untuk konstruksi.

“Indeks Demand Properti Komersial pada kuartal II 2022 juga naik sebesar 1,58% (yoy). Hal ini memberikan keyakinan bahwa sektor properti masih akan tetap tumbuh, apalagi perbankan akan tetap menjaga tingkat suku bunga KPR di level yang terjangkau konsumen,” jelas David dalam diskusi tersebut.

Dalam kesempatan yang sama Marketing Director PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) Agung Wirajaya menyampaikan optimismenya bahwa industri properti akan tetap tumbuh positif tahun depan. Ekonomi Indonesia memiliki fundamental baik dan diprediksi akan terus tumbuh di 2023. Melalui berbagai strategi dan inisiatif baru Agung Podomoro mampu memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 selama 3 tahun terakhir dengan pertumbuhan bisnis yang positif. “Dengan berbagai perubahan pasca-Covid-19, sebagai pengembang kami dituntut melakukan berbagai terobosan agar proyek-proyek properti sesuai dengan kebutuhan masa kini dari konsumen,” jelas Agung.

Sebagai contoh pada saat pandemi, Agung Podomoro meluncurkan hunian di Kota Podomoro Tenjo dan terjual hingga 4.500 unit. Bahkan apartemen Podomoro City Deli Medan yang di bangun APL di Medan sold out dalam waktu singkat. “Saat orang mundur, kami selalu terus melaju,” kata dia.

Hal senada diungkapkan Presiden Direktur PT ERA Indonesia Darmadi Darmawangsa. Optimisme pelaku usaha sektor properti ditandai dengan banyaknya developer yang tetap meluncurkan proyek baru meskipun kondisi ekonomi belum sepenuhnya pulih pasca pandemi. “Itu dikarenakan hunian merupakan kebutuhan primer, sehingga demand akan selalu ada. Masih banyak sekali orang yang butuh hunian dan belum terpenuhi,” katanya.

Dalam kurun 40 tahun terakhir, lanjut Darmadi, 90% penduduk kelas menengah atas di Indonesia kekayaannya berasal dari kepemilikan properti. “Kalau tidak investasi di properti, pasti kekayaannya akan tergerus inflasi. Sebab salah satu yang bisa menutup inflasi memang dari kenaikan harga properti,” katanya.

Besaran kenaikan harga properti memang tidak dapat diukur pasti. Namun berdasarkan pengalaman Darmadi, kenaikannya selalu di atas inflasi. “Bukan hanya properti, kenaikan harga komoditas lain juga tidak dapat diprediksi,” kata dia.

Chief Marketing Officer Bukit Podomoro Jakarta Zaldy Wihardja mengatakan, keyakinan APL dalam menatap 2023 itu dibuktikan dengan tetap berinvestasi dan membangun properti di kawasan Jakarta Timur. Hal itu dilakukan sebagai strategi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan aset dengan pertumbuhan nilai tinggi.

Sumber : beritasatu.com