Properti News – Tidak hanya pengembang properti yang terkena dampak insentif pajak pertambahan nilai (PPN), tetapi juga kje perbankan, terutama yang berfokus pada sektor properti seperti Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Sebagaimana dilaporkan oleh CGS CIMB pada Selasa (27/11), manajemen BTN menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 11% pada tahun berikutnya, didorong oleh insentif pajak untuk sektor perumahan.
Untuk meningkatkan permintaan properti, terutama di pasar menengah ke bawah, Kementerian Keuangan telah menyediakan anggaran sebesar 3,2 triliun. Dalam anggaran tersebut, pemerintah menggratiskan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar dan insentif diperluas untuk rumah dengan harga hingga Rp 5 miliar. Namun, pemerintah hanya akan menanggung PPN atas jumlah uang sebesar Rp miliar pertama.
Baca Juga :Â Ini Penyebab Investasi Properti Asia Pasifik Menurun 22%
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 120 Tahun 2023 tentang PPN atas Penyerahan Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023 menetapkan ketentuan ini.
Menurut beleid, pemerintah menanggung PPN perumahan selama dua periode. Pada periode pertama, dari 1 November 2023 hingga 30 Juni 2024, pemerintah menanggung PPN sebesar 100%. Pada periode kedua, dari 1 Juli 2024 hingga 31 Desember 2024, pemerintah menanggung PPN sebesar 50%.
Menurut ulasan BRI Danareksa Sekuritas pada Selasa (28/11), BTN berharap dapat meningkatkan pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) non-subsidi melalui pemanfaatan insentif PPN perumahan pada tahun 2024.
Kredit BTN tumbuh sebesar 9,9% setiap tahun atau setiap tahun (yoy) menjadi Rp 318,3 triliun hingga September 2023, dengan KPR subsidi tumbuh 11,9% setiap tahun. Pertumbuhan KPR subsidi ini disebabkan oleh penyesuaian harga rumah bersubsidi pada akhir Juni 2023.
Karena tingkat produktifitas yang meningkat dari tenaga penjualan di setiap outlet KUR, BTN juga mencatat pertumbuhan yang pesat di kredit non-perumahan. Kredit usaha rakyat (KUR) BTN meningkat 162,8% per tahun.
Menurut ulasan BRI Danareksa Sekuritas, BTN berharap dapat meningkatkan kredit non-perumahan melalui aplikasi digitalnya, BTN Mobile.
BTN akan terus meningkatkan kredit di produk berbunga tinggi seperti KUR, KRING (Kredit Ringan), dan KAR (Kredit Agunan Rumah) dalam presentasi Analyst Meeting yang dijadwalkan pada 30 September 2023.
Baca Juga :Â 10 Inspirasi Desain Eksterior Rumah Warna Merah yang Berani Namun Tidak Terlalu Berani
BRI Danareksa Sekuritas akan meninjau kembali rekomendasi beli saham BTN yang dikeluarkan, dengan target Rp 2.000 per saham, karena perkiraan dampak positif insentif pajak terhadap pertumbuhan kredit BTN.
Sementara itu, karena insentif pajak yang akan membuat harga saham BTN di level Rp 1.600 per saham, CGS CIMB memperkirakan pertumbuhan kredit BTN akan lebih cepat. Pada Selasa pukul 15:20 WIB, harga saham BBTN adalah Rp 1.275 per saham. (red/tp)
[…] Baca Juga :Â Analis Mengatakan Insentif Properti Meningkatkan Kinerja BBTN […]